MAKALAH
PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER DI
SEKOLAH
(Nilai Cinta Tanah Air, Menghargai
Prestasi Dan Bersahabat/Komunikatif)
Oleh:
MUHAMMAD IBNU
SYA’BAN
HAMER HAMZAH
RADEN NORHAYATI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
(FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONTIANAK
2017 M/1438 H
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................... 1
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN Penanaman Nilai Karakter
Di Sekolah
1. Cinta Tanah Air.......................................................................................... 3
2. Menghargai Prestasi.................................................................................... 5
3. Bersahabat/Komunikatif............................................................................. 7
4. Rancangan Silabus Dan Rpp Yang Mengintegrasikan Nilai Karakter....... 9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 10
Daftar Pustaka................................................................................................ 11
PENDAHULUAN
Kata
karakter sekarang ini sedang menjadi perbincangan luas, terutama sejak menteri
pendidikan dan kebudayaan, Muhammad Nuh pada 2010 mecanangkan pendidikan
karakter. Kebijakan Mendikbud pada saat itu segera mendapatkan sambutan yang
cukup luas. Dukungan dan apresiasi pun datang dari berbagai arah. Kalangan
birokrasi pendidikan, pakar, praktisi, pengamat, dan berbagai kalangan
menjadikan “pendidikan karakter” sebagai topik yang didiskusikan secara
konstruktif.
Pendidikan
yang berorientasi character building adalah salah satu pembahasan yang mencoba
memberikan analisis adan solusi atas pendidikan yang rusak dari sudut pandang
manusia sebagai subjek dan objek pendidikan..
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap tuhan yang maha esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana, prasarana, dan, pembiayaan, dan,
etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pada malakalah ini,
penulis akan membahas penanaman nilai-nilai karakter di sekolah, yaitu nilai
cinta tanah air, menghargai prestasi dan bersahabat/komunikatif.
PEMBAHASAN
Penanaman Nilai Karakter Di Sekolah
1.
Cinta
tanah air
Jika mengingat
sejarah berdirinya bangsa ini, kita akan menemukan besarnya semangat para
pahlawan dalam berjuang. Mereka rela mengorbankan harta benda bahkan nyawa demi
tegaknya negeri ini. Semangat mencintai tanah air ini sangat kuat bergelora dan
merata di hati masyarakat kala itu.
Kini sudah 72
tahun Indonesia merdeka. Kehidupan sekarang tentu berbeda dengan kehidupan pada
awal berdirinya negeri ini. Kemajuan telah dicapai dalam berbagai bidang. Jejak
perjuangan para pahlawan telah tertanam luas dalam berbagai bentuk.
Sekarang ini
sejarah para perjuangan para pahlawan semakin banyak dilupakan. Padahal
kemajuan yang telah diraih mustahil tanpa wujudnya pengorbanan para pahlawan.
Penyebabnya mungkin karena semakin jauhnya rentang waktu hidup para pahlawan
dengan zaman sekarang atau Karena lemahnya pelajaran sejarah sehingga jasa
besar pahlawan semakin diabaikan. Selain itu, tentu ada banyak faktor lain yang menjadikan
banyaknya generasi muda kurang memiliki kepedulian terhadap pahlawan nasional.
Pahlawan baru yang sekarang ini menjadi referensi generasi muda
kebanyakan merupakan sosok asing yang tidak ada kaitannya dengan eksistensi
negeri ini. Anak-anak sekarang lebih akrab dengan power rangers, ultramen, dan
sejenisnya. Tidak hanya itu banyak juga yang kurang memahami arti dan
signifikansi mencintai tanah air. Kebanggaan justru ditujukan kepada produk
budaya asing, bukan produk budaya sendiri.
Fenomena ini merupakan tantangan serius bagi seluruh komponen bangsa
ini. Interaksi antarbudaya yang semakin intens mengakibatkan terjadinya
perpaduan antara berbagai elemen budaya sehingga melahirkan “kebudayaan baru
dunia” (the new world cultures). Saat ini tidak ada bangsa yang dapat
melepaskan diri dari interaksi global. Jaringan internet yang telah menjangkau
lebih dari dua miliar penduduk bumi membuat planet ini ibarat sebuah kampung
global.
Saat ini kebutuhan terhadap semangat mencintai tanah air seharusnya
semakin ditumbuhkembangkan di tengah globalisasi yang semakin tidak terkendali.
Cinta tanah air tidak hanya merefleksikan kepemilikan, tetapi juga bagaimana
mengangkat harkat dan martabat bangsa ini dalam kompetisi global.
Cinta Tanah Air
adalah sebuah perasaan rela berkorban untuk tanah air. Menurut Badjoeri
Widagdo, SH, MH, MBA. “Cinta tanah air adalah perasaan cinta terhadap bangsa
dan negaranya sendiri. Perasaan cinta
sebenarnya mengandung unsur kasih dan sayang terhadap sesuatu, jadi bisa
dikatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah perasaan kasih dan sayang yang
dimilki seseorang individu dari sebuah masyarakat terhadap negaranya. Adapaun
pengertian lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa kebangaan,
rasa memiliki, rasa menghormati, rasa
menghargai, dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat
ia tinggal yang tercemin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikannya dan
melestarikan alam dan lingkungannya. Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa
adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang
berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa.
Jadi Cinta tanah air dapat dilakukan dengan cara Melestarikan Kebudayaan yang
sudah ada sebagai warisan nenek moyang kita dimasa lalu, agar Dunia tahu bahwa
kita menghargai Tanah dan Air Indonesia ini.
Rasa cinta
tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya
dengan penuh dedikasi. Maka daripada itu sangatlah penting rasa cinta tanah air
ditumbuhkan kepada pelajar-pelajar di sekolah agar menjadi genarasi muda
penerus bangsa yang cinta tanah air. Adapun beberapa program kegiatan yang
dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air di antaranya:
a.
Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara
bendera dan peringatan hari besar
nasional;
b.
Memajang foto pahlawan nasional di
kelas-kelas;
c.
Memperingati hari besar nasional dengan
kegiatan lomba atau pentas budaya;
d.
Mengenalkan aneka kebudayaan bangsa secara
sederhana dengan cara menceritakannya;
e.
Mengenakan pakaian adat pada hari Kartini;
f.
Mngunjungi museum terdekat, Dan lain-lain.
2.
Menghargai
prestasi
Menghargai
adalah menghormati keberadaan, harkat, dan martabat orang lain. Sedangkan
prestasi dalam KBBI ialah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan. Prestasi merupakan hasil capaian yang
diperoleh melalui kompetisi. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa meraih
prestasi. Hanya orang-orang tertentu yang terseleksi saja bisa menjadi juara.
Merekalah orang yang berprestasi. Dapat
dikatakan bahwa menghargai prestasi sama dengan menghargai hasil karya orang
lain artinya menghormati hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain.
Dalam kehidupan saat ini, arus kompetisi semakin ketat. Dalam konteks
pengembangan karakter, penting untuk menanamkan menghargai prestasi kepada
anak-anak. Prestasi menunjukan adanya proses dalam meraihnya. Jangan sampai
anak-anak sebagai penerus bangsa menjadi generasi yang hanya menyukai produk
dan tidak menghargai proses. Menghargai prestasi merupakan bagian dari
menghargai proses.
Nilai ini perlu
diterapkan dalam kehidupan akademik (sekolah) untuk pelajar, karena dengan menghargai prestasi,
pelajar dapat memotivasikan dirinya sendiri dan orang lain agar dapat maju dan
berkembang. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan
motivasi siswa agar berprestasi.
·
Pertama, memberikan pujian kepada siswa
yang telah melakukan sesuatu yang baik, meskipun hal itu tidak begitu berarti.
Siswa yang menjawab sesuatu yang benar mengajukan pertanyaan, atau mencapai
suatu prestasi yang baik perlu dipuji, tentu dengan cara yang wajar. Pujian
dapat diberikan dengan ucapan atau tulisan di buku siswa. Misalnya, dengan
perkataan,”bagus !, hebat !”, “bapak/Ibu guru senang sekali dengan
pertanyaaanmu”. Pujian dengan tulisan di buku siswa misalnya, “bagus !”,
“lanjutkan dengan lebih baik lagi”, “kembangkan terus prestasimu”, dan
sebagainya. Pujian semacam ini memang masih kurang biasa dalam sistem di
sekolah. Ada kekhawatiran para guru jika memberikan pujian justru membawa
dampak negatif, misalnya siswa menjadi sombong. Padahal, pujian itu justru
memiliki lebih banyak nilai positif.
·
Kedua, mengurangi kecaman atau kritik yang
dapat mematikan motivasi siswa. Ucapan yang kuarang menyenangkan, misalnya
“kamu bodoh”, “kamu nakal” atau memberikan gelar yang kurang menyenangkan
kepada siswa, misalnya “si gemuk”, “si ompong” yang dapat membuat siswa malas
belajar dan malah kurang hormat kepada guru. Berilah kritik atau hukuman yang
pantas secara bijaksana jika memang diperlukan, dan jangan mencari-cari
kelemahan siswa.
·
Ketiga, ciptakan persaingan yang sehat di
antara siswa, misalnya dalam mengerjakan soal atau menulis yang baik. Suasana
bersaing dapat diciptakan di antara siswa maupun antara kelompok siswa, baik di
dalam kelas, maupun di luar kelas.
·
Keempat, menciptakan kerja sama antara
siswa. Misalnya dalam belajar kelompok, siswa yang pandai disatukan dengan
siswa yang kurang pandai, atau siswa yang lebih pandai dahulu mengerjakan tugas
dengan benar disuruh ke depan kelas untuk mengisi soal-soal di papaan tulis,
atau bahkan memberikan penjelasan kepada siswa-siswa yang lain. Untuk itu guru
perlu bijaksana dengan tidak hanya memberikan kesempatan hanya kepada seorang
siswa atau siswa yang yang biasa-biasa saja. Hal yang paling penting dari cara
semacam ini adalah tumbuhnya kebanggaan siswa bahwa ia dipercaya oleh guru,
diperhatikan, dan dihargai, bukan hanya tepat-tidaknya hasil perkerjaannya.
·
Kelima, memberikan umpan balik kepada siswa
atas hasil pekerjaannya, dengan cara memeriksa hasil pekerjaan rumah dan diberi
nilai dan akan lebih baik lagi disertai komentar yang dapat membangkitkan
motivasi, mengembalikan lembar hasil ulangan, dan menilai serta memberikan
komentar terhadap tugas-tugas lain.
Prestasi merupakan akumulasi dari usaha, kegigihan, kerja keras, dan
semangat menjadi yang terbaik. Pencapaian prestasi membutuhkan proses yang
tidak ringan. Satu kata kunci yang selalu ada dalam prestasi adalah adanya
“usaha lebih”. Siswa yang berprestasi dapat dipastikan belajar lebih lama
dibandingkan siswa yang kurang berprestasi, mereka juga lebih gigih.
Pendidik harus menanamkan kepada siswanya bahwa prestasi sangat penting,
tetapi yang jauh lebih penting adalah prestasi harus dicapai dengan dengan
kejujuran. Tidak ada artinya menjadi siswa yang berprestasi, tetapi dicapai
dengan kecurangan. Jika kejujuran dalam meraih prestasi telah ditanankan sejak
dini maka mereka akan tumbuh menjadi orang yang menghargai proses, bukan orang
yang menghalalkan segala cara agar mencapai sebuah prestasi.
3.
Bersahabat/Komunikatif
Bersahabat/
Komunikatif tersebut adalah Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara
bergaul dan bekerja sama dengan orang
lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain. Dalam menanamkan pendidikan karakter bersahabat/komunikatif bagi pelajar
diperlukan adanya bentuk keteladanan dan pembiasaan dari gurunya karena dalam
proses pembelajaran dipengaruhi dari apa yang mereka ingat dan meniru apa yang
mereka lihat. Maka hendaknya guru memberikan contoh yang baik kepada para
pelajar.
Setiap orang pasti berhubungan dengan orang lain. Model hubungannya
bermacam-macam. Ada yang berhubungan karena kepentingan kerja, kepentingan
ekonomi, agama, politik, dan sebagainya. Dalam hubungan antarpribadi yang
dibingkai oleh kepentingan praktis tertentu, tujuan menjadi titik tolak poko
hubungan. Begitu tujuan telah tercapai, hubungan biaasanya selesai. Sebagai
contoh, hubungan antara pegawai bank dengan nasabah, pelayan toko dengan
pembeli, dan model-model hubungan sejenis ini. Hubungan semacam ini kebanyakan
lebih bersifat formalistik.
Persahabatan harus selalu dijaga dengan baik. perbedaan pendapat dan
pandangan hidup merupakan suatu hal yang biasa, bahkan tidak mungkin untuk
dihindari. Di sini butuh kearifan dan kemampuan untuk mengelola emosi sehingga
perbedaan yang ada tidak menjadi penyebab putusnya persahabatan. Kemampuan
mengelola emosi ini penting artinya sebab tidak jarang persabahatan putus
karena salah satu atau bahkan keduanya tidak bisa mengelola emosi.
Dalam pembangunan karakter, hubungan yang baik harus mendapatkan
perhatian serius. Jangan sampai siswa tumbuh menjadi manusia arogan dan tidak
menghargai orang lain. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain secara tulus
karena manusia adalah makhluk sosial, berarti manusia tidak bisa hidup tanpa
orang lain. Mungkin tidak semua hubungan dibangun berdasakan ketulusan tetapi
dalam kehidupan ini, hubungan berdasarkan ketulusan menjadi bagian yang tidak
boleh diabaikan.
Membangun hubungan dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh pola
komunikasi yang digunakan. Komunikasi dengan orang yang mempunyai hubungan
disebut sebagai komuniksai interpersonal, yaitu interaksi tatap muka antar dua
atau beberapa orang, yang mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara lansung
dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara lansung pula.
Jika guru
menghendaki agar para pelajar mempunyai karakter bersahabat/komunikatif
semestinya guru adalah yang pertama dan utama memberikan contoh berprilaku dan bersikap
bersahabat/ komunikatif. Contohnya guru membiasakan untuk menyapa atau
mengucapkan salam ketika bertemu dengan pelajar (siswa). Hal ini membuat
pelajar (siswa) akan terbiasa dengan sikap bersahabat/komunikatif.
Rancangan Silabus Dan Rpp Yang Mengintegrasikan Nilai Karakter
Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai.
Untuk itu diperlukan pembiasan diri untuk menanamkannya ke dalam hati sehingga
tumbuh dari dalam. Nilai-nilai karakter seperti jujur, menghargai orang lain,
disiplin, amanah, sabar dan lain sebagainya
dapat diintegrasikan dan diinternalisasikan ke dalam seluruh kegiatan
sekolah baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Langkah
pengintegrasian pendidikan karakter dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan
kompetensi dasar tiap mata pelajaran
2.
Mengidentifikasikan
aspek-aspek atau materi-materi pedidikan karakter yang akan diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran
3.
Mengintegrasikan
butir-butir nilai karakter ke dalam kompetensi dasar (materi pembelajaran) yang
dipandang ada kaitannya
4.
Melaksanakan
pembelajaran
5.
Menentukan
metode pembelajaran
6.
Menentukan
evaluasi pembelajaran
7.
Menentukan
sumber belajar
PENUTUP
Dari pembahasan di atas maka dapat penulis
simpulkan, Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap tuhan yang maha esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.
Cinta
tanah air adalah rasa kebangaan, rasa memiliki,
rasa menghormati, rasa menghargai, dan loyalitas yang dimiliki oleh
setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercemin dari perilaku
membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di
negaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungannya
Menghargai adalah menghormati
keberadaan, harkat, dan martabat orang lain. Sedangkan prestasi dalam KBBI
ialah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan. Prestasi merupakan hasil capaian yang
diperoleh melalui kompetisi.
Bersahabat/ Komunikatif tersebut
adalah Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Langkah pengintegrasian pendidikan
karakter dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Mendeskripsikan
kompetensi dasar tiap mata pelajaran, Mengidentifikasikan
aspek-aspek atau materi-materi pedidikan karakter yang akan diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran, Mengintegrasikan butir-butir nilai
karakter ke dalam kompetensi dasar (materi pembelajaran) yang dipandang ada
kaitannya, Melaksanakan pembelajaran, Menentukan
metode pembelajaran, Menentukan evaluasi pembelajaran, Menentukan
sumber belajar.
Daftar Pustaka
Kurniawan, Syamsul, 2017. Pedidikan di sekolah. Yogyakarta:
Samudra Biru
Majid, Abdul
dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan
Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Naim, Ngainun. 2012. Character
Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
http://ichsannur.blogspot.co.id/2012/03/cinta-tanah-air.html
http://alfiskaoktayati.blogspot.co.id/2013/06/18-karakter-bangsa-indonesia.html