MAKALAH
MENYUSUN BUKU AJAR BAHASA ARAB
PROBLEM DAN KENDALA DALAM BUKU AJAR
DOSEN PENGAMPU:

Di
susun oleh:
Ummamah (1141210011)
Hamer Hamzah (11412100 )
PENDIDIDKAN
BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK
2016
KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Assalamu alaikum
Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita taufiq dan hidayah-Nya, sehingga segala aktifitas yang
kita laksanakan di jalan kebenaran akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih saya ucapkan kepada guru
pembimbing yang telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga pembuatan
makalah “problem
dan Kendala Dalam Buku Ajar” dapat terselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan. Melalui
makalah ini diharapkan dapat menambah relasi dan pengetahuan tentang menyusun
Buku ajar Bahasa Arab.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa
maupun penulisan serta penyampaiannya, untuk itu saya membutuhkan kritik dan
saran yang dapat membangun dan memperbaiki makalah ini sehingga bisa lebih
bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Mei 2016
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. perubahan
kurikulum ....................................................................................... 3
B.
faktor-faktor perubahan kurikulum.................................................................. 4
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih
atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang
tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus,materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis
besar dalam bentuk “materi
pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut hingga
menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan
ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari
pihak guru, dan caramempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang
lingkup,urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran, dsb.
Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititik beratkan pada buku. Padahal
banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus
satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai
buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.Termasuk
masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru
memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas
atau terlalu sedikit, terlalu dalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang
tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai oleh siswa.Berkenaan dengan buku sumber sering
terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu,
perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk
membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep
dan prinsip pemilihan materi
pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, criteria dan langkah-langkah
pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber pemateri pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul suatu permasalahan:
Apa Problem dan Kendala Dalam Buku Ajar?
C. Tujuan
Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Problem dan
Kendala Dalam Buku ajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Problem dan Kendala Dalam Menyusun Buku Ajar
Tidak bisa dibantah lagi bahwa buku ajar adalah salah satu anasir
dasar dalam proses belajar mengajar, dan masih tetap menjadi satu asumsi yang
tidak memerlukan argumentasi, karena itu buku ajar dianggap sebagai salah satu pilar
dasar dan penting dalam proses belajar mengajar, menjadi sumber belajar yang
mempertemukan guru dan peserta didik, dan sebagai kasalisator hidup bagi
cakupan akademis kurikulum.
Agar buku ajar berfungsi seperti yang diharapkan diperlukan
kualitas dan criteria-kriteria yang meyakinkan agar dapat berperan dan tujuan
yang ingin dicapai dari penyusunannya bisa terealisasi.
Akan tetapi dari yang dapat diamati buku ajar tidak lepas dari
problem dan kendala yang menghalanginya dari target capaian yang ingin
direalisasikan , apakah itu untuk orang arab sendiri atau Non-Arab. Pada
pembahasan terakhir ini kami akan paparkan beberapa kendala yang mendesak untuk
diketahui, yang menjadi problem bagi keberadaan buku ajar bahasa Arab bagi
pebelajar non-arab. Berikut penjelasannya-
a.
Tujuan yang jelas
Sebuah buku dapat disebut sebagai buku ajar yang baik apabila
disusun berdasarkan langkah dan standar keilmuan yang baku, tujuannya terukur,
cakupan materinya dibingkai dengan tujuan yang jelas, buku hendaknya
mencerminkan tujuan dan merupakan rangkaian usaha dan realisasi. Tidak
diragukan bahwa usaha keras apa saja mesti diawali dengan tujuan yang jelas,
baru kemudian memilih sarana yang bisa menjambatani tujuan tersebut.
Tujuan adalah pintu gerbang pertama untuk masuk kedalam proses
belajar mengajar. Mengetahui dan menentukan tujuan merupakan salah satu hal
terpenting dalam sebuah proses belajar mengajar, karena merupakan cerminan
perubahan perilaku yang diasumsikan terjadi pada diri peserta didik.
Akan tetapi masalah yang dihadapi ketika menyusun buku pendidikan
bahasa arab bagi non-Arab adalah: tujuan yang bagaimana yang harus
diproyeksikan?
Kita punya tujuan sendiri, sementara peserta ajar juga memiliki
motivasi belajar sendiri. Orang arab mempelajari bahasa mereka dan
menyebarkannya, sementara mereka yang bicara dengan bahasa lain mempelajari
bahasa arab, motivasi dan tujuan kita jelas, yaitu menyebarluaskan bahasa arab,
dan juga islam. Lalu apa motivasi mereka belajar bahasa arab?
Apakah kita menyusun buku berdasarkan tujuan dan motivasi kita
sebagai orang arab, atau dengan terlebih dahulu melakukan studi tentang tujuan
dan motivasi mereka belajar bahasa arab?
Orang yang belajar bahasa arab dalam jangka waktu lama, tujuan dan
motivasinya pasti berbedadengan mereka yang belajar dalam jangka waktu singkat
dan dengan motivasi terbatas.
Guna memecahkan masalah ini maka mesti menentukan tujuan-tujuan
pokok yang ingin disodorkan kepada pesrta ajar yang tidak berbicara dalam
bahasa arab, begitu pula memanfaatkan skala komparasi (hasil penelitian
kontrasitif) antara bahasa arab dan bahasa ibu pebelajar. Komparasi mencakup
berbagai aspek yang ada, budaya, bahasa, letak geografis, mengetahui gerakan
dan pemikiran yang dominan dinegara mereka agar buku ajar bahasa arab bagi
non-arab benar-benar disusun atas dasar yang kokoh dan meyakinkan.
b.
Kesesuaian Buku
ini merupakan suatu masalah dalam menyusun buku ajar , bahwa kerap
kita temukan buku tidak sesuai dengan siswa atau peserta ajar dimana buku
tersebut diperuntukkan, karena tidak mencerminkan dan tidak mampu menampung
minat serta bakat peserta ajar, jauh dari masalah yang ada, dan pada akhirnya
membuatnya jauh dari minat dan kemampuan malas merek. Jika buku jauh dari
jangkauan peserta didik, tidak mampu menyalurkan bakat, minat dan harapan
mereka, maka bisa dipastikan mereka pun akan bersikap acuh tak acuh dan
menjauh, karena buku telah gagal membawa harapan dan tidak mencerminkan bakat
dan minat mereka.
Syarat paling mendasar dalam menyusun buku ajar adalah bahwa buku
tersebut haruslah sesuai bagi peserta didik dimana buku diperuntukkan, dan
sayangnya ini yang nyaris tidak kita temukan dalam banyak buku yang
diperuntukkan bagi pebelajar non-arab yang belajar bahasa arab.
Dalam menyusun buku hendaknya penulis mempertimbangkan umur, tingkat
kecerdasan, latar belakang pendidikan peserta didik sebelumya, sebagaimana pula
ada pertimbangan terhadap keinginan, bakat, dan tujuan belajar bahasa arab.
Jika hal-hal tersebut ada, maka dijamin peserta didik akan menerima
dan antusias dengan buku yang disuguhkan, karena mereka merasa bahwa apa yang
mereka temukan dapat menjawab keingintahuan, dan member apa yang mereka cari.
Mererka merasa buku yang ditemukan dekat dengan kebutuhan, memperhatikan
keadaan, dan bisa menjawab rasa haus mereka. Jika hal ini diperhatikan oleh
para penyusun buku, maka tidak ada lagi buku yang membosankan, bikin jenuh, dan
tak diacuhkan oleh peserta ajar, dan pada akhirnya proses belajar mengajar
menjadi lancar, jauh dari kesan rutinitas yang menjemukan, karena proses belajar
mengajar yang melibatkan dan menjawab kebutuhan pebelajar akan efektif dan
berpengaruh pada diri mereka yang pada akhirnya peserta ajar pun akan
mempengaruhi jalannya proses pembelajaran. Bila hal ini menjadi maka proses
belajar mengajar bukan hanya sekedar rutinitas yang bisa dijalankan guru dan
peserta ajar, dan kita akan mendapatkan para pebelajar yang lebih antusias dan
optimis, bahkan dapat mempengaruhi komunitas yang lebih banyak dengan
pengalaman yang dimiliki, dan proses belajar yang efektif. Jika buku ajar
selaras dengan yang kebutuhan pebelajar, maka tak diragukan lagi proses belajar
mengajar akan lebih efektif, agar buku ajar efektif dan tepat sasaran maka
mesti diperhatikan kondisi dan tingkat kemahiran peserta ajar dari aspek bahasa
dan sosial, dan disusun setelah adanya studi konstastif yang komprehensif.
Sebelum mulai menyusun buku, hendaknya penulis melakukan studi
deskriptif (atau melalui hasil penelitian yang pernah dilakukan) mengenai
bahasa pertama peserta ajar yang mencakup bunyi suara, struktur kata dan
kalimat guna mengetahui cirri dan bentuk bahasa bahasa dimaksud, kemudian
dikomparasikan dengan bahasa arab. Hal ini dapat memberi gambaran kepada
penyusun buku mengenai letak persamaan dan perbedaan dua bahasa tersebut. Ini
juga berarti bahwa penulis atau guru terbantukan guna memprediksi kesulitan dan
hambatan yang mungkin dialami oleh peserta ajar selama proses pembelajaran.
Untuk itu hal-hal yang memiliki kemiripan antara bahasa arab dan bahasa asli
pebelajar seyogyanya dikedepankan, dan yang dikategorikan sulita atau tidak
ditemukan dalam struktur atau kosakata bahasa pebelajar, bisa dikebelakangkan
hingga memiliki moda kebahasaan ynag cukup, guna memudahkan mereka menyerap
bhasa arab. Hal demikian juga bisa membantu penyusun buku atau guru
memperbanyak pola-pola latihan yang bisa member solusi atas kesulitan yang
dihadapi.
Penulisan buku juga dituntut untuk melakukan studi atau riset yang
lebih komprehenshif mengenai budaya peserta ajar baik aspek materi maupun
nonmateri (moral/akhlak), guna mengetahui
dan memahami kepercayaan dan pemikiran yang dominan, memahami adat
istiadat, profesi yang banyak digeluti, kemudian di komparasikan antara
kebudayaan dinegara peserta ajar dengan kebudayaan arab dan islam, lalu dipilih
mana yang pantas dan cocok untuk dihadirkan dalam buku agar dapat menjawab
keinginan dan kebutuhan mereka.
Unsure pebelajar juga salah satu hal yang perlu diperhatikan,
begitu pula dengan minat dan kesiapan belajar, latar belakang, waktu yang
tersedia untuk proses pembelajaran, memilih metode penyampaian materi yang
sesuai dengan kondisi dan tingkat mereka.
Jika, hal-hal ini diperhatikan, maka bisa dipastikan para peserta
ajar akantertarik dan merasa menemukan apa yang mereka cari, merasa terbantu
dan mendapatkan penyaluran minat dan bakat merekan akan senang karena selaras dengan apa yang
mereka butuhkan.
c.
Pemilihan Materi
Memilih materi, juga merupakan salah satu kendala bagi penyusun
buku ajar, dengan kata lain bahwa penulis buku ajar mesti akan berhadapan
dengan masalah kesulitan memilih materi.
Ada tujuan-tujuan yang telah ditentukan, semua tujuan tersebut bisa
diraih melalui materi-materi yang dipilih. Pertanyaannya adalah bagaimana
penyusun buku memilih materi ? apa yang dipilih? Apa dasar dan kriterianya?
Para penyusun buku ajar hendaknya menyadari bahwa materi yang
dituangkan kedalam buku bisa dalam ragam variasi dan bentuk tes, mencakup
dialog, cerita, deskripsi, ataupun puisi dan narasi, sebagaimana pula mencakup
tata bahasa dan susunan kalimat, berbagai bentuk latihan yang membantu peserta
ajar memahami materi.
Pengarang buku wajib memahami bahwa bunyi suara dalam bahasa arab
mencakup fonem bebas dan terikat ( القطعية والفوق
قطعيةالفونيماث (, dan menyadari mana
diantara dua bentuk tersebut yang menjadi hambatan bagi peserta ajar,
diprediksi dan diberi solusi dengan memperbanyak latihan-latihan yang solutif.
Ia juga memilih kosa kata berdasarkan criteria tertentu, dengan
mempertimbangkan ketersebaran dan kegunaannya oleh peserta ajar, memilih kata
mana yang bermakna lebih luas, lebih familier dan dekat dengan keseharian
mereka dikelas, sekolah, kampus, rumah,, kesamaan atau kemiripan dengan bahasa
asli mereka, dan criteria pilihan kosa kata lainnya. Penulis buku memilih
susunan dan pola kalimat yang sesuai, membaginya menjadi beberapa sub
bahasan/pelajaran,, dimana setiap pelajarannya dua atau tiga pola kalimat saja,
kemudian member ruang tersendiri untuk berbagai latihan guna menguatkan pola dan
susunan kalimat tersebut.
Buku juga mesti mencakup teks-teks, atau tema-tema yang memberikan
gambaran realitas yang kuat dan hidup, dari berbagai sudut pandang mengenai
kebudayaan islam dan arab, dengan maksud menguatkan ingatan dan pengetahuan
peserta ajar terhadap bahasa arab, membantu mereka memahami dan mengenali
khazanah kebudayaan islam dan arab. Dengan demikian, saat itulah mereka merasa
telah menemukan diri, dan menarik minat mereka untuk mendalami dan
mempelajarinya.
d.
Salah Kaprah
Maksudnya disini adalah mencampur adukkan antara penulisan buku ajar bagi pebelajar
arab dan Non-arab.
Jika kita buka buku-buku ajar yang ditulis bagi para pebelajar
non-Arab, maka tidak ada perbedaan mendasar yang membedakan dengan buku-buku
yang memang di khususkan bagi para
pebelajar arab asli, padahal tidak diragukan peruntukan buku untuk
masing-masing dua kategori tersebut
memiliki perbedaan yangsignifikan. Amat sangat jauh perbedaan (dalam
pemerolehan bahasa) anatara seorang anak asli arab, dari orang tua yang juga
arab, mendengar kalimat-kalimat berbahasa arabsejak ia baru lahir dari
orang-orang sekelilingnya, dibandingkan dengan seorang peserta ajar yang
dilahirkan jauh dari lingkungan bahasa arab, mempelajari bahasa arab setelah
terbiasa dengan bahasa asli mereka. Tidak bisa disangkal lagi bahwa metode
pembelajaran bagi criteria yang pertama,
begitu pula dengan buku ajar, akan berbeda bagi masing-masing dua kelompok
tersebut.
Pebelajar arab asli, ketika baru pertama masuk sekolah bukan untuk
belajar berbicara dalam bahasa arab (kalam) karena dia telah berbicara dalam
bahasa arab sejak awal kali bisa berbicara, merka tentu akan belajar menulis
dan membaca. Adapun pebelajar non-arab, yang berbicara dengan bahasa asli bukan
bahasa arab, ketika dia baru belajar, akan belajar bagaimana mengucapkan bunyi
huruf, kata, lalu kalimat, dan menulisnya, serta mempelajari tata bahasanya.
Semua mesti dipertimbangkan ketika menyusun buku ajar, bagi
pebelajar non-arab disarankan untuk dimulai dengan pelajaran kemahiran
berbicara, diberikan sebelum kemahiran-kemahiran yang lain, dengan secara
gradual, menggunakan bahasa yang mudah dimana para pebelajar bisa memahami dan
mencernanya.
Yang kita sayangkan adalah bahwa justru aspek ini paling
disepelekan dalam buku-buku yang diperuntukkan bagi pebelajar non-arab. Kosa
kata, susunan dan pola kalimat, sama sekali tidak menjadi perhatian. Ini juga
menjadi satu kendala dan problem bagi pebelajar untuk bisa memahami dan
menguasai bahasa arab.
Ketika penyusun buku ajar bagi non-arab, penulis betul-betul
memperhatikan dasar-dasar yang lazim bagi penyusunan buku untuk non-arab, harus
dibedakan dengan jelas antara pembelajar asli arab yang berbicara sehari-hari
dengan bhasa arab dengan belajar non-arab yang baru belajar bahasa arab. Buku
yang diperlukan bagi pebelajar arab semestinya tidak diperuntukkan bagi selain
mereka, karena memang, ada perbedaaan secara psikologi, budaya, bahasa, dan
sosial.
Untuk menunjukkan terwujudnya buku ajar yang bagus, sesuai dengan
pebelajar non-arab maka keberadaan penulis yang mengetahui dan memahami
perbedaan antara arab dan non-arab mutlak dibutuhkan. Penulis yang bisa
menyusun buku yang sesuai dan berdasar kerangka ilmiah, yang mengerti sifat
psikologisdan sosiologis dua kategori peserta ajar diatas.
Jika telah ditemukan penulis buku seperti ini, maka barulah kita
bisa keluar dari kesulitan yang kita hadapi saat ini.
e.
Tidak Berdasarkan Prinsip Ilmiah
Ketidak jelasan kerangka ilmiah yang menjadi pijakan dalam
mempersiapkan dan menyusun buku ajar adalah hal yang harus dijauhi agar
terhindar dari keserampangan dan asaal jadi, dan betapa banyaknya buku-buku
dalam penyusunannya yang kita temukan seperti ini.
Bagi yang mencermati buku-buku pendidikan bahasa arabuntuk non arab
akan menemukan hal-hal demikian, kesan asal jadi dan keserampangan dalam
susunan yang dilakukan oleh penyusunnya, juga akan menemukan betapa kosa kata
dan bahasanya simpang siur, jauh dari tema yang di inginkan, misalnya
menyisipkan hanya satu kata baru pada satu pelajaran tertentu, namun dipelajaran
yang lain memuat kosa kata dalam jumlah yang sangat banyak. Kadang juga kita
temukan buku yang tidak didasari dengan kaidah atau standar ilmiah ketika
menyodorkan materi Nahwu, tata bahasa. Ada penulis yang menegedepankan muannats
dari pada mudzakkar. Ada juga penulis menyodorkantema mufrod,
muannats, jama’, isim fa’il, dan al-musytaqqaat dalam satu pelajaran
sekaligus. Tidak diragukan bahwa memahami psikologi peserta ajar bisa banyak
membantu penulis buku, sebagaimana halnya mengindahkan hasil kajian kontrastif
antara bahasa asli pebelajar dan bahasa sasaran akan menjauhkan penulis dari
menyusun buku secara serampangan asal jadi, menuntunnya dalam bingkaitujuan
yang jelas dan lurus, karena kajian dan penelitian seperti ini menjadikan
penulis bisa memahami aspek-aspek persamaan dan perbedaan antara bunyi suara
bahasa arab dengan bhasa lainny, dan ini memudahkannya menyusun urutan bunyi
suara yang semestinya didahulukan.
Tentu bagi siapa yang menyusun buku ajar bahasa arab bagi non-arab,
hendaknya benar-benar menyusun usahanya dalam bingkai dan kerangka ilmiah yang
berperan sebagai kompas penunjuk arah dan tujuan, menghindarkannya dari
berbagai kesilapan, ini juga tentu akan membawa penyusun akan menghasilkan
karya yang berkualitas dan tepat guna dengan memperhatikan apa yang perlu
diperhatikan, menyertakan apa yang seharusnya dihadirkan. Menyusun buku ajar
dengan tetap dalam bingkai kerangka ilmiah akan member peserta ajar apa yang
seharusnya menjadi haknya, juga menuntun penulis kepada tujuan yang dibangun
dan ingin dicapai, juga akan menjadikan nya konsisten dengan materi yang
dipilih yang akan disodorkan kehadapan para peserta ajar . bingkai kerangka
ilmiah juga membuat karya konsisten dengan semua aspek proses pembelajaran.
Intinya bahwa salah satu problem paling rumit buku ajar adalah
belum tersusun berdasarkan asas atau bingkai ilmiah yang semestinya dalam
mempersiapkan materi ajar, baik aspek psikologi, sosiologis, bahasa,
pendidikan, dan budaya, dimana hal-hal diatas masih hanya sebatas teori yang
jauh dari realitas dan penerapannya.
f.
Bergantung kepada Pengalaman dan Keahlian Penulis
Menyusun buku ajar (bahasa arab) bagi para pebelajar yang berbicara
dengan bukan bahasa arab sering terlalu bergantung kepada penulisnya, karena
memang memiliki kapabilitas di bidangnya. Ketika mereka diminta menyusun buku
ajar, mereka akan sangat bergantung kepada pengalaman dan rasa bahasa yang
dimiliki.
Pada dasarnya, kita tidak mempermasalahkan ataupun menyepelekan
arti kapabilitas dibidangnya, akan tetapi semata-mata mengandalkan spesialisasi
semata bisa membuat bias kebenaran, tanpa disadari. Bisa jadi ada penulis yang
hanya memfokuskan pada materi bahasa dan menyepelekan aspek lainnya, seperti
psikologi dan pendidikan yang pada dasarnya tidak kalah penting dengan aspek
kebahasaan. Hal ini bisa membawa penulis lebih mementingkan kuantitas dari pda
kualitas.
Menurut kami ini disebabkan karena tidak ada kematangan dan
keterjalinan antara disiplin ilmu terkait ketika mempersiapkan dan menulis buku
ajar. Solusi kedua dari problem ini adalah bahwa seyogianya, dalam
mempersiapkan buku apa saja untuk pengajaran bahasa arab bagi non-arab dibentuk
satu panitia, terdiri dari anggota yang masing-masing memiliki keahlian
dibidang:
1.
Ilmu
bahasa terapan
2.
Pendidikan
bahasa Arab
3.
Studi
psikologi dan Pendidikan
Apabila tiga kreteria ahli ini terpenuhi maka buku yang dikeluarkan
pun akan lebih objektif dan lebih baik di banding jika ditulis oleh satu
penulis, meskipun memiliki keahlian dibidangnya, karena setiap ahli akan
memiliki sudut pandang berbeda dengan ahli lainnya dibidang masing-masing. Ahli
ilmu bahasa terapan memiliki sudut pandang lebih bersifat umum, mencakup siswa
yang dituju, proses belajar mengajar, juga mencakup keadaan dan hal-hal yang
berkaitan, langsung maupun tidak, dengan proses dimaksud. Sedangkan akademisi
bahasa akan melihat secara cermat dan meneliti materi yang akan disodorkan
kepada peserta ajar.
Sementara ahli bidang psikologi dan pendidikan akan menfokuskan
kaca matanya kepada peserta ajar sendiri, latar belakang dan keadaannya, apa
yang sesuai dengannya. Dia akan melihat dari aspek umur peserta didik,
keinginan dan motivasi belajarnya , barulah dia menyusun materi yang sesuai
dengan hasil analisnya.
Tentu tidak diragukan bahwa setiap anggota panitia punya sudut
pandangnya sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing, namun dari sekian
banyak pendapat yang kelihatan berbeda dan bersebrangan ini, dikumpulkan dan
disatu padukan, materinya dipilih dan diselaraskan, akan keluar satu materi
ajar yang mengindahkan dan mencakup berbagai aspek yang diperlukan, dan pada
akhirnya akan menghasilkan buku lebihberkualitas dan proses pembelajaran lebih
efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Problem
dan Kendala dalam buku ajar diantaranya:
a.
Tujuan
yang jelas
Tujuan adalah
pintu gerbang pertama untuk masuk kedalam proses belajar mengajar. Mengetahui
dan menentukan tujuan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah proses
belajar mengajar, karena merupakan cerminan perubahan perilaku yang diasumsikan
terjadi pada diri peserta didik.
b.
Kesesuaian
Buku
Syarat paling
mendasar dalam menyusun buku ajar adalah bahwa buku tersebut haruslah sesuai
bagi peserta didik dimana buku diperuntukkan, dan sayangnya ini yang nyaris
tidak kita temukan dalam banyak buku yang diperuntukkan bagi pebelajar non-arab
yang belajar bahasa arab.
c.
Pemilihan
Materi
Para penyusun
buku ajar hendaknya menyadari bahwa materi yang dituangkan kedalam buku bisa
dalam ragam variasi dan bentuk tes, mencakup dialog, cerita, deskripsi, ataupun
puisi dan narasi, sebagaimana pula mencakup tata bahasa dan susunan kalimat,
berbagai bentuk latihan yang membantu peserta ajar memahami materi.
d.
Salah
Kaprah
Ketika penyusun
buku ajar bagi non-arab, penulis betul-betul memperhatikan dasar-dasar yang
lazim bagi penyusunan buku untuk non-arab, harus dibedakan dengan jelas antara
pembelajar asli arab yang berbicara sehari-hari dengan bhasa arab dengan
belajar non-arab yang baru belajar bahasa arab.
e.
Tidak
berdasarkan prinsip ilmiah
Tentu bagi
siapa yang menyusun buku ajar bahasa arab bagi non-arab, hendaknya benar-benar
menyusun usahanya dalam bingkai dan kerangka ilmiah yang berperan sebagai
kompas penunjuk arah dan tujuan, menghindarkannya dari berbagai kesilapan, ini
juga tentu akan membawa penyusun akan menghasilkan karya yang berkualitas dan
tepat guna dengan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan, menyertakan apa
yang seharusnya dihadirkan.
f.
Bergantung
pada pengalaman dan keahlian penulis
Menyusun buku
ajar (bahasa arab) bagi para pebelajar yang berbicara dengan bukan bahasa arab
sering terlalu bergantung kepada penulisnya, karena memang memiliki kapabilitas
di bidangnya. Ketika mereka diminta menyusun buku ajar, mereka akan sangat
bergantung kepada pengalaman dan rasa bahasa yang dimiliki.