Friday, November 4, 2016

Problem dan Kendala dalam Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab

MAKALAH
MENYUSUN BUKU AJAR BAHASA ARAB
PROBLEM DAN KENDALA DALAM BUKU AJAR
DOSEN PENGAMPU:

Di susun oleh:
                                 `                         Kelompok 11
Ummamah (1141210011)
Hamer Hamzah (11412100 )


PENDIDIDKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK 2016




KATA PENGANTAR

بسم الله الرّحمن الرّحيم
Assalamu alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita taufiq dan hidayah-Nya, sehingga segala aktifitas yang kita laksanakan di jalan kebenaran akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terimakasih saya ucapkan kepada guru pembimbing yang telah memberikan dukungan serta motivasi sehingga pembuatan makalah “problem dan Kendala Dalam Buku Ajar” dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah relasi dan pengetahuan tentang menyusun Buku ajar Bahasa Arab.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya, baik dari segi tata bahasa maupun penulisan serta penyampaiannya, untuk itu saya membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun dan memperbaiki makalah ini sehingga bisa lebih bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
 Mei 2016

Pemakalah


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR  ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. perubahan kurikulum ....................................................................................... 3
B. faktor-faktor perubahan kurikulum.................................................................. 4
                
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan ................................................................................................... 16
B.     Saran ......................................................................................................... 16
                                                                                            
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus,materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut hingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan caramempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup,urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dsb. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititik beratkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu dalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, criteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber pemateri pembelajaran.       






B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul suatu permasalahan: Apa Problem dan Kendala Dalam Buku Ajar?

C.     Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Problem dan Kendala Dalam Buku ajar.




























BAB II
                                            PEMBAHASAN

A.    Problem dan Kendala Dalam Menyusun Buku Ajar
Tidak bisa dibantah lagi bahwa buku ajar adalah salah satu anasir dasar dalam proses belajar mengajar, dan masih tetap menjadi satu asumsi yang tidak memerlukan argumentasi, karena itu buku ajar dianggap sebagai salah satu pilar dasar dan penting dalam proses belajar mengajar, menjadi sumber belajar yang mempertemukan guru dan peserta didik, dan sebagai kasalisator hidup bagi cakupan akademis kurikulum.
Agar buku ajar berfungsi seperti yang diharapkan diperlukan kualitas dan criteria-kriteria yang meyakinkan agar dapat berperan dan tujuan yang ingin dicapai dari penyusunannya bisa terealisasi.
Akan tetapi dari yang dapat diamati buku ajar tidak lepas dari problem dan kendala yang menghalanginya dari target capaian yang ingin direalisasikan , apakah itu untuk orang arab sendiri atau Non-Arab. Pada pembahasan terakhir ini kami akan paparkan beberapa kendala yang mendesak untuk diketahui, yang menjadi problem bagi keberadaan buku ajar bahasa Arab bagi pebelajar non-arab. Berikut penjelasannya-
a.      Tujuan yang jelas
Sebuah buku dapat disebut sebagai buku ajar yang baik apabila disusun berdasarkan langkah dan standar keilmuan yang baku, tujuannya terukur, cakupan materinya dibingkai dengan tujuan yang jelas, buku hendaknya mencerminkan tujuan dan merupakan rangkaian usaha dan realisasi. Tidak diragukan bahwa usaha keras apa saja mesti diawali dengan tujuan yang jelas, baru kemudian memilih sarana yang bisa menjambatani tujuan tersebut.
Tujuan adalah pintu gerbang pertama untuk masuk kedalam proses belajar mengajar. Mengetahui dan menentukan tujuan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah proses belajar mengajar, karena merupakan cerminan perubahan perilaku yang diasumsikan terjadi pada diri peserta didik.
Akan tetapi masalah yang dihadapi ketika menyusun buku pendidikan bahasa arab bagi non-Arab adalah: tujuan yang bagaimana yang harus diproyeksikan?
Kita punya tujuan sendiri, sementara peserta ajar juga memiliki motivasi belajar sendiri. Orang arab mempelajari bahasa mereka dan menyebarkannya, sementara mereka yang bicara dengan bahasa lain mempelajari bahasa arab, motivasi dan tujuan kita jelas, yaitu menyebarluaskan bahasa arab, dan juga islam. Lalu apa motivasi mereka belajar bahasa arab?
Apakah kita menyusun buku berdasarkan tujuan dan motivasi kita sebagai orang arab, atau dengan terlebih dahulu melakukan studi tentang tujuan dan motivasi mereka belajar bahasa arab?
Orang yang belajar bahasa arab dalam jangka waktu lama, tujuan dan motivasinya pasti berbedadengan mereka yang belajar dalam jangka waktu singkat dan dengan motivasi terbatas.
Guna memecahkan masalah ini maka mesti menentukan tujuan-tujuan pokok yang ingin disodorkan kepada pesrta ajar yang tidak berbicara dalam bahasa arab, begitu pula memanfaatkan skala komparasi (hasil penelitian kontrasitif) antara bahasa arab dan bahasa ibu pebelajar. Komparasi mencakup berbagai aspek yang ada, budaya, bahasa, letak geografis, mengetahui gerakan dan pemikiran yang dominan dinegara mereka agar buku ajar bahasa arab bagi non-arab benar-benar disusun atas dasar yang kokoh dan meyakinkan.

b.      Kesesuaian Buku
ini merupakan suatu masalah dalam menyusun buku ajar , bahwa kerap kita temukan buku tidak sesuai dengan siswa atau peserta ajar dimana buku tersebut diperuntukkan, karena tidak mencerminkan dan tidak mampu menampung minat serta bakat peserta ajar, jauh dari masalah yang ada, dan pada akhirnya membuatnya jauh dari minat dan kemampuan malas merek. Jika buku jauh dari jangkauan peserta didik, tidak mampu menyalurkan bakat, minat dan harapan mereka, maka bisa dipastikan mereka pun akan bersikap acuh tak acuh dan menjauh, karena buku telah gagal membawa harapan dan tidak mencerminkan bakat dan minat mereka.
Syarat paling mendasar dalam menyusun buku ajar adalah bahwa buku tersebut haruslah sesuai bagi peserta didik dimana buku diperuntukkan, dan sayangnya ini yang nyaris tidak kita temukan dalam banyak buku yang diperuntukkan bagi pebelajar non-arab yang belajar bahasa arab.
Dalam menyusun buku hendaknya penulis mempertimbangkan umur, tingkat kecerdasan, latar belakang pendidikan peserta didik sebelumya, sebagaimana pula ada pertimbangan terhadap keinginan, bakat, dan tujuan belajar bahasa arab.
Jika hal-hal tersebut ada, maka dijamin peserta didik akan menerima dan antusias dengan buku yang disuguhkan, karena mereka merasa bahwa apa yang mereka temukan dapat menjawab keingintahuan, dan member apa yang mereka cari. Mererka merasa buku yang ditemukan dekat dengan kebutuhan, memperhatikan keadaan, dan bisa menjawab rasa haus mereka. Jika hal ini diperhatikan oleh para penyusun buku, maka tidak ada lagi buku yang membosankan, bikin jenuh, dan tak diacuhkan oleh peserta ajar, dan pada akhirnya proses belajar mengajar menjadi lancar, jauh dari kesan rutinitas yang menjemukan, karena proses belajar mengajar yang melibatkan dan menjawab kebutuhan pebelajar akan efektif dan berpengaruh pada diri mereka yang pada akhirnya peserta ajar pun akan mempengaruhi jalannya proses pembelajaran. Bila hal ini menjadi maka proses belajar mengajar bukan hanya sekedar rutinitas yang bisa dijalankan guru dan peserta ajar, dan kita akan mendapatkan para pebelajar yang lebih antusias dan optimis, bahkan dapat mempengaruhi komunitas yang lebih banyak dengan pengalaman yang dimiliki, dan proses belajar yang efektif. Jika buku ajar selaras dengan yang kebutuhan pebelajar, maka tak diragukan lagi proses belajar mengajar akan lebih efektif, agar buku ajar efektif dan tepat sasaran maka mesti diperhatikan kondisi dan tingkat kemahiran peserta ajar dari aspek bahasa dan sosial, dan disusun setelah adanya studi konstastif yang komprehensif.
Sebelum mulai menyusun buku, hendaknya penulis melakukan studi deskriptif (atau melalui hasil penelitian yang pernah dilakukan) mengenai bahasa pertama peserta ajar yang mencakup bunyi suara, struktur kata dan kalimat guna mengetahui cirri dan bentuk bahasa bahasa dimaksud, kemudian dikomparasikan dengan bahasa arab. Hal ini dapat memberi gambaran kepada penyusun buku mengenai letak persamaan dan perbedaan dua bahasa tersebut. Ini juga berarti bahwa penulis atau guru terbantukan guna memprediksi kesulitan dan hambatan yang mungkin dialami oleh peserta ajar selama proses pembelajaran. Untuk itu hal-hal yang memiliki kemiripan antara bahasa arab dan bahasa asli pebelajar seyogyanya dikedepankan, dan yang dikategorikan sulita atau tidak ditemukan dalam struktur atau kosakata bahasa pebelajar, bisa dikebelakangkan hingga memiliki moda kebahasaan ynag cukup, guna memudahkan mereka menyerap bhasa arab. Hal demikian juga bisa membantu penyusun buku atau guru memperbanyak pola-pola latihan yang bisa member solusi atas kesulitan yang dihadapi.
Penulisan buku juga dituntut untuk melakukan studi atau riset yang lebih komprehenshif mengenai budaya peserta ajar baik aspek materi maupun nonmateri (moral/akhlak), guna mengetahui  dan memahami kepercayaan dan pemikiran yang dominan, memahami adat istiadat, profesi yang banyak digeluti, kemudian di komparasikan antara kebudayaan dinegara peserta ajar dengan kebudayaan arab dan islam, lalu dipilih mana yang pantas dan cocok untuk dihadirkan dalam buku agar dapat menjawab keinginan dan kebutuhan mereka.
Unsure pebelajar juga salah satu hal yang perlu diperhatikan, begitu pula dengan minat dan kesiapan belajar, latar belakang, waktu yang tersedia untuk proses pembelajaran, memilih metode penyampaian materi yang sesuai dengan kondisi dan tingkat mereka.
Jika, hal-hal ini diperhatikan, maka bisa dipastikan para peserta ajar akantertarik dan merasa menemukan apa yang mereka cari, merasa terbantu dan mendapatkan penyaluran minat dan bakat merekan  akan senang karena selaras dengan apa yang mereka butuhkan.
c.       Pemilihan Materi
Memilih materi, juga merupakan salah satu kendala bagi penyusun buku ajar, dengan kata lain bahwa penulis buku ajar mesti akan berhadapan dengan masalah kesulitan memilih materi.
Ada tujuan-tujuan yang telah ditentukan, semua tujuan tersebut bisa diraih melalui materi-materi yang dipilih. Pertanyaannya adalah bagaimana penyusun buku memilih materi ? apa yang dipilih? Apa dasar dan kriterianya?
Para penyusun buku ajar hendaknya menyadari bahwa materi yang dituangkan kedalam buku bisa dalam ragam variasi dan bentuk tes, mencakup dialog, cerita, deskripsi, ataupun puisi dan narasi, sebagaimana pula mencakup tata bahasa dan susunan kalimat, berbagai bentuk latihan yang membantu peserta ajar memahami materi.
Pengarang buku wajib memahami bahwa bunyi suara dalam bahasa arab mencakup fonem bebas dan terikat ( القطعية والفوق قطعيةالفونيماث (, dan menyadari mana diantara dua bentuk tersebut yang menjadi hambatan bagi peserta ajar, diprediksi dan diberi solusi dengan memperbanyak latihan-latihan yang solutif. Ia juga memilih kosa kata berdasarkan criteria tertentu, dengan mempertimbangkan ketersebaran dan kegunaannya oleh peserta ajar, memilih kata mana yang bermakna lebih luas, lebih familier dan dekat dengan keseharian mereka dikelas, sekolah, kampus, rumah,, kesamaan atau kemiripan dengan bahasa asli mereka, dan criteria pilihan kosa kata lainnya. Penulis buku memilih susunan dan pola kalimat yang sesuai, membaginya menjadi beberapa sub bahasan/pelajaran,, dimana setiap pelajarannya dua atau tiga pola kalimat saja, kemudian member ruang tersendiri untuk berbagai latihan guna menguatkan pola dan susunan kalimat tersebut.
Buku juga mesti mencakup teks-teks, atau tema-tema yang memberikan gambaran realitas yang kuat dan hidup, dari berbagai sudut pandang mengenai kebudayaan islam dan arab, dengan maksud menguatkan ingatan dan pengetahuan peserta ajar terhadap bahasa arab, membantu mereka memahami dan mengenali khazanah kebudayaan islam dan arab. Dengan demikian, saat itulah mereka merasa telah menemukan diri, dan menarik minat mereka untuk mendalami dan mempelajarinya.
d.      Salah Kaprah
Maksudnya disini adalah mencampur adukkan  antara penulisan buku ajar bagi pebelajar arab dan Non-arab.
Jika kita buka buku-buku ajar yang ditulis bagi para pebelajar non-Arab, maka tidak ada perbedaan mendasar yang membedakan dengan buku-buku yang memang  di khususkan bagi para pebelajar arab asli, padahal tidak diragukan peruntukan buku untuk masing-masing  dua kategori tersebut memiliki perbedaan yangsignifikan. Amat sangat jauh perbedaan (dalam pemerolehan bahasa) anatara seorang anak asli arab, dari orang tua yang juga arab, mendengar kalimat-kalimat berbahasa arabsejak ia baru lahir dari orang-orang sekelilingnya, dibandingkan dengan seorang peserta ajar yang dilahirkan jauh dari lingkungan bahasa arab, mempelajari bahasa arab setelah terbiasa dengan bahasa asli mereka. Tidak bisa disangkal lagi bahwa metode pembelajaran  bagi criteria yang pertama, begitu pula dengan buku ajar, akan berbeda bagi masing-masing dua kelompok tersebut.
Pebelajar arab asli, ketika baru pertama masuk sekolah bukan untuk belajar berbicara dalam bahasa arab (kalam) karena dia telah berbicara dalam bahasa arab sejak awal kali bisa berbicara, merka tentu akan belajar menulis dan membaca. Adapun pebelajar non-arab, yang berbicara dengan bahasa asli bukan bahasa arab, ketika dia baru belajar, akan belajar bagaimana mengucapkan bunyi huruf, kata, lalu kalimat, dan menulisnya, serta mempelajari tata bahasanya.
Semua mesti dipertimbangkan ketika menyusun buku ajar, bagi pebelajar non-arab disarankan untuk dimulai dengan pelajaran kemahiran berbicara, diberikan sebelum kemahiran-kemahiran yang lain, dengan secara gradual, menggunakan bahasa yang mudah dimana para pebelajar bisa memahami dan mencernanya.
Yang kita sayangkan adalah bahwa justru aspek ini paling disepelekan dalam buku-buku yang diperuntukkan bagi pebelajar non-arab. Kosa kata, susunan dan pola kalimat, sama sekali tidak menjadi perhatian. Ini juga menjadi satu kendala dan problem bagi pebelajar untuk bisa memahami dan menguasai bahasa arab.
Ketika penyusun buku ajar bagi non-arab, penulis betul-betul memperhatikan dasar-dasar yang lazim bagi penyusunan buku untuk non-arab, harus dibedakan dengan jelas antara pembelajar asli arab yang berbicara sehari-hari dengan bhasa arab dengan belajar non-arab yang baru belajar bahasa arab. Buku yang diperlukan bagi pebelajar arab semestinya tidak diperuntukkan bagi selain mereka, karena memang, ada perbedaaan secara psikologi, budaya, bahasa, dan sosial.
Untuk menunjukkan terwujudnya buku ajar yang bagus, sesuai dengan pebelajar non-arab maka keberadaan penulis yang mengetahui dan memahami perbedaan antara arab dan non-arab mutlak dibutuhkan. Penulis yang bisa menyusun buku yang sesuai dan berdasar kerangka ilmiah, yang mengerti sifat psikologisdan sosiologis dua kategori peserta ajar diatas.
Jika telah ditemukan penulis buku seperti ini, maka barulah kita bisa keluar dari kesulitan yang kita hadapi saat ini.
e.       Tidak Berdasarkan Prinsip Ilmiah
Ketidak jelasan kerangka ilmiah yang menjadi pijakan dalam mempersiapkan dan menyusun buku ajar adalah hal yang harus dijauhi agar terhindar dari keserampangan dan asaal jadi, dan betapa banyaknya buku-buku dalam penyusunannya yang kita temukan seperti ini.
Bagi yang mencermati buku-buku pendidikan bahasa arabuntuk non arab akan menemukan hal-hal demikian, kesan asal jadi dan keserampangan dalam susunan yang dilakukan oleh penyusunnya, juga akan menemukan betapa kosa kata dan bahasanya simpang siur, jauh dari tema yang di inginkan, misalnya menyisipkan hanya satu kata baru pada satu pelajaran tertentu, namun dipelajaran yang lain memuat kosa kata dalam jumlah yang sangat banyak. Kadang juga kita temukan buku yang tidak didasari dengan kaidah atau standar ilmiah ketika menyodorkan materi Nahwu, tata bahasa. Ada penulis yang menegedepankan muannats dari pada mudzakkar. Ada juga penulis menyodorkantema mufrod, muannats, jama’, isim fa’il, dan al-musytaqqaat dalam satu pelajaran sekaligus. Tidak diragukan bahwa memahami psikologi peserta ajar bisa banyak membantu penulis buku, sebagaimana halnya mengindahkan hasil kajian kontrastif antara bahasa asli pebelajar dan bahasa sasaran akan menjauhkan penulis dari menyusun buku secara serampangan asal jadi, menuntunnya dalam bingkaitujuan yang jelas dan lurus, karena kajian dan penelitian seperti ini menjadikan penulis bisa memahami aspek-aspek persamaan dan perbedaan antara bunyi suara bahasa arab dengan bhasa lainny, dan ini memudahkannya menyusun urutan bunyi suara yang semestinya didahulukan.
Tentu bagi siapa yang menyusun buku ajar bahasa arab bagi non-arab, hendaknya benar-benar menyusun usahanya dalam bingkai dan kerangka ilmiah yang berperan sebagai kompas penunjuk arah dan tujuan, menghindarkannya dari berbagai kesilapan, ini juga tentu akan membawa penyusun akan menghasilkan karya yang berkualitas dan tepat guna dengan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan, menyertakan apa yang seharusnya dihadirkan. Menyusun buku ajar dengan tetap dalam bingkai kerangka ilmiah akan member peserta ajar apa yang seharusnya menjadi haknya, juga menuntun penulis kepada tujuan yang dibangun dan ingin dicapai, juga akan menjadikan nya konsisten dengan materi yang dipilih yang akan disodorkan kehadapan para peserta ajar . bingkai kerangka ilmiah juga membuat karya konsisten dengan semua aspek proses pembelajaran.
Intinya bahwa salah satu problem paling rumit buku ajar adalah belum tersusun berdasarkan asas atau bingkai ilmiah yang semestinya dalam mempersiapkan materi ajar, baik aspek psikologi, sosiologis, bahasa, pendidikan, dan budaya, dimana hal-hal diatas masih hanya sebatas teori yang jauh dari realitas dan penerapannya.
f.       Bergantung kepada Pengalaman dan Keahlian Penulis
Menyusun buku ajar (bahasa arab) bagi para pebelajar yang berbicara dengan bukan bahasa arab sering terlalu bergantung kepada penulisnya, karena memang memiliki kapabilitas di bidangnya. Ketika mereka diminta menyusun buku ajar, mereka akan sangat bergantung kepada pengalaman dan rasa bahasa yang dimiliki.
Pada dasarnya, kita tidak mempermasalahkan ataupun menyepelekan arti kapabilitas dibidangnya, akan tetapi semata-mata mengandalkan spesialisasi semata bisa membuat bias kebenaran, tanpa disadari. Bisa jadi ada penulis yang hanya memfokuskan pada materi bahasa dan menyepelekan aspek lainnya, seperti psikologi dan pendidikan yang pada dasarnya tidak kalah penting dengan aspek kebahasaan. Hal ini bisa membawa penulis lebih mementingkan kuantitas dari pda kualitas.
Menurut kami ini disebabkan karena tidak ada kematangan dan keterjalinan antara disiplin ilmu terkait ketika mempersiapkan dan menulis buku ajar. Solusi kedua dari problem ini adalah bahwa seyogianya, dalam mempersiapkan buku apa saja untuk pengajaran bahasa arab bagi non-arab dibentuk satu panitia, terdiri dari anggota yang masing-masing memiliki keahlian dibidang:
1.      Ilmu bahasa terapan
2.      Pendidikan bahasa Arab
3.      Studi psikologi dan Pendidikan
Apabila tiga kreteria ahli ini terpenuhi maka buku yang dikeluarkan pun akan lebih objektif dan lebih baik di banding jika ditulis oleh satu penulis, meskipun memiliki keahlian dibidangnya, karena setiap ahli akan memiliki sudut pandang berbeda dengan ahli lainnya dibidang masing-masing. Ahli ilmu bahasa terapan memiliki sudut pandang lebih bersifat umum, mencakup siswa yang dituju, proses belajar mengajar, juga mencakup keadaan dan hal-hal yang berkaitan, langsung maupun tidak, dengan proses dimaksud. Sedangkan akademisi bahasa akan melihat secara cermat dan meneliti materi yang akan disodorkan kepada peserta ajar.
Sementara ahli bidang psikologi dan pendidikan akan menfokuskan kaca matanya kepada peserta ajar sendiri, latar belakang dan keadaannya, apa yang sesuai dengannya. Dia akan melihat dari aspek umur peserta didik, keinginan dan motivasi belajarnya , barulah dia menyusun materi yang sesuai dengan hasil analisnya.
Tentu tidak diragukan bahwa setiap anggota panitia punya sudut pandangnya sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing, namun dari sekian banyak pendapat yang kelihatan berbeda dan bersebrangan ini, dikumpulkan dan disatu padukan, materinya dipilih dan diselaraskan, akan keluar satu materi ajar yang mengindahkan dan mencakup berbagai aspek yang diperlukan, dan pada akhirnya akan menghasilkan buku lebihberkualitas dan proses pembelajaran lebih efektif.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Problem dan Kendala dalam buku ajar diantaranya:
a.      Tujuan yang jelas
Tujuan adalah pintu gerbang pertama untuk masuk kedalam proses belajar mengajar. Mengetahui dan menentukan tujuan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah proses belajar mengajar, karena merupakan cerminan perubahan perilaku yang diasumsikan terjadi pada diri peserta didik.
b.      Kesesuaian Buku
Syarat paling mendasar dalam menyusun buku ajar adalah bahwa buku tersebut haruslah sesuai bagi peserta didik dimana buku diperuntukkan, dan sayangnya ini yang nyaris tidak kita temukan dalam banyak buku yang diperuntukkan bagi pebelajar non-arab yang belajar bahasa arab.
c.       Pemilihan Materi
Para penyusun buku ajar hendaknya menyadari bahwa materi yang dituangkan kedalam buku bisa dalam ragam variasi dan bentuk tes, mencakup dialog, cerita, deskripsi, ataupun puisi dan narasi, sebagaimana pula mencakup tata bahasa dan susunan kalimat, berbagai bentuk latihan yang membantu peserta ajar memahami materi.
d.      Salah Kaprah
Ketika penyusun buku ajar bagi non-arab, penulis betul-betul memperhatikan dasar-dasar yang lazim bagi penyusunan buku untuk non-arab, harus dibedakan dengan jelas antara pembelajar asli arab yang berbicara sehari-hari dengan bhasa arab dengan belajar non-arab yang baru belajar bahasa arab.
e.       Tidak berdasarkan prinsip ilmiah
Tentu bagi siapa yang menyusun buku ajar bahasa arab bagi non-arab, hendaknya benar-benar menyusun usahanya dalam bingkai dan kerangka ilmiah yang berperan sebagai kompas penunjuk arah dan tujuan, menghindarkannya dari berbagai kesilapan, ini juga tentu akan membawa penyusun akan menghasilkan karya yang berkualitas dan tepat guna dengan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan, menyertakan apa yang seharusnya dihadirkan.
f.       Bergantung pada pengalaman dan keahlian penulis
Menyusun buku ajar (bahasa arab) bagi para pebelajar yang berbicara dengan bukan bahasa arab sering terlalu bergantung kepada penulisnya, karena memang memiliki kapabilitas di bidangnya. Ketika mereka diminta menyusun buku ajar, mereka akan sangat bergantung kepada pengalaman dan rasa bahasa yang dimiliki.